Monday, May 29, 2017

Viral, Beredar Foto Jarum Suntik 'Penular' HIV-AIDS di Toilet Umum

Viral, Beredar Foto Jarum Suntik 'Penular' HIV-AIDS di Toilet Umum


Jakarta, Baru-baru ini media sosial ramai dengan foto jarum suntik di toilet umum. Disebutkan jarum tersebut sengaja dipasang untuk menularkan HIV-AIDS pada masyarakat.

Isu

"Hati-hati mengambil tisu di toilet umum! Tolong beritahu orang-orang yang kita sayangi, anak, orang tua dan keluarga, dll. Orang yang kena HIV/AIDS dengan sengaja menaruh jarum suntik bekas mereka di dekat tisu toilet umum."

Informasi beserta foto jarum suntik yang 'menempel' di tempat tisu toilet umum ini viral di media sosial. Disebutkan jarum tersebut sengaja dipasang untuk menularkan HIV-AIDS pada masyarakat.

Investigasi

Apakah benar bahwa metode penularan dengan jarum suntik di toilet umum ini benar-benar bisa menularkan HIV-AIDS? JuraganHealth melakukan wawancara dengan Prof dr Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM, FINASIM yang sehari-hari praktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), terkait informasi ini.

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang dikenal sebagai penemu kasus pertama sekaligus pionir penanganan HIV dan AIDS di Indonesia ini menegaskan bahwa berita tersebut tidak perlu dikhawatirkan berlebihan. Menurut Prof Zubairi, risiko penularannya amat sangat rendah sekali, bahkan hampir bisa dibilang sulit.

"Penularan bisa mudah terjadi kalau darahnya segar, lalu masuk ke tubuh orang lain. Kalau darahnya sudah beberapa hari, ya pasti makin lemah, makin rendah juga risiko penularannya," tutur Prof Zubairi.

Sampai saat ini, Prof Zubairi mengaku belum pernah menerima laporan adanya penularan HIV-AIDS dari jarum suntik seperti ini. Penularan melalui media jarum suntik pada tenaga kesehatan juga belum pernah ada.

"Tenaga kerja tertusuk jarum dari pasien HIV lalu tertular sampai sekarang yang berobat ke saya juga tidak ada," imbuhnya.

Ya, penularan dengan media jarum suntik misalnya pada pemakai narkotika atau transfusi sembarangan risikonya memang lebih tinggi. Namun dengan metode 'penularan sengaja' seperti informasi yang beredar ini, Prof Zubairi menuturkan risikonya sangat rendah dan bahkan hampir tidak ada.

"Jika memang terkena dan khawatir, ya segera ke rumah sakit saja. Nanti dokter yang akan memeriksa dan menentukan langkah pemeriksaannya. Sekarang memang banyak berita-berita semacam ini, masyarakat jangan mudah percaya juga," pesan Prof Zubairi.

No comments:

Post a Comment

Image and video hosting by TinyPic